Mang Yono.. Kesenian Sisingaan adalah jenis kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Subang dengan menggunakan sepasang patung sisingaan sebagai ciri khas utama. biasanya di
pentaskan pada acara - acara khitanan, sebelum di lakukan upacara khitanan si anak di manjakan dulu naik sisingaan, TapiUing Saya meskipun gak di khitan lagi pengen juga naik sisingaan hhehehe. biasanya di arak berkeliling kampung dengan di iringi gamelan
untuk pementasannya di lakukan di sore hari sekitar jam 15 sampai dengan jam 17 dengan biaya sekali pementasan 2,5 juta sampai dengan 3,5 juta sepasang sisingaan, tergantung atraksi - atraksi atau sulap yang di tampilkan .
Katanya asal mula sisingaan begini:
Sisingaan mulai muncul pada saat kaum penjajah menguasai subang. Pada masa pemerintahan belanda berkuasa di Subang pada tahun 1812 pada saat itu Subang dikenal sebagai daerah Doble bestuur dan dijadikan kawasan perkebunan dengan nama P&T Lands(Pamanoekan en Tjiasemladen). Pada saat Subang dikuasai oleh Belanda masyarakat Subang mulai diperkenalkan dengan lambang Negara mereka yaituCrown atau mahkota kerajaan. Pada saat yang bersamaan Subang juga dikuasai oleh Inggris dan mempetrkenalkan lambang Negaranya yaitu Singa. Sehingga secara administrative subang dibagi ke dalam dua bagian yaitu : Secara politik dikuasai oleh Belanda dan secara Ekonomi dikuasai oleh Inggris.
C. GROUP SISINGAAN DARI KECAMATAN CIKAUM
Lihat Juga:
pentaskan pada acara - acara khitanan, sebelum di lakukan upacara khitanan si anak di manjakan dulu naik sisingaan, Tapi
untuk pementasannya di lakukan di sore hari sekitar jam 15 sampai dengan jam 17 dengan biaya sekali pementasan 2,5 juta sampai dengan 3,5 juta sepasang sisingaan, tergantung atraksi - atraksi atau sulap yang di tampilkan .
Katanya asal mula sisingaan begini:
Sisingaan mulai muncul pada saat kaum penjajah menguasai subang. Pada masa pemerintahan belanda berkuasa di Subang pada tahun 1812 pada saat itu Subang dikenal sebagai daerah Doble bestuur dan dijadikan kawasan perkebunan dengan nama P&T Lands(Pamanoekan en Tjiasemladen). Pada saat Subang dikuasai oleh Belanda masyarakat Subang mulai diperkenalkan dengan lambang Negara mereka yaituCrown atau mahkota kerajaan. Pada saat yang bersamaan Subang juga dikuasai oleh Inggris dan mempetrkenalkan lambang Negaranya yaitu Singa. Sehingga secara administrative subang dibagi ke dalam dua bagian yaitu : Secara politik dikuasai oleh Belanda dan secara Ekonomi dikuasai oleh Inggris.
Dengan adanya tekanan dari penjajah terhadap masyarakat Subang yaitu tekana secara politik, ekonomi, social, dan budaya masyarakat Subang melakukan perlawanan terhadap penjajah. Perlawanan pun tidak hany melalui fisik, akan tetapi dalam bentuk kesenian yang di dalamnya mengandung Silib(Ironi atau sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan),Siloka ( khiasan atau melambankan),Sasmita(Contoh criteria yang mengandung arti atau makna). Artinya bahwa tindakan masyarakat Subang diekspresikan secara terselebung melalui sindiran, perumpamaan yang mengena terhadapa keadaan pada saat itu. Salah satu ekspresi jiwa masyarakat Subang mereka mewujudkan dengan cara membuat salah satu kesenian yang dikenal dengan nama kesenian Sisingaan.
Kesenian sisingaan merupakan ungkapan rasa ketidak puasan atau upaya pemberontakan dari masyarakat Subang kepada kaum penjajah.Dengan demikian sepasang sisingaan melambangkan kaum penjajah yaitu Belanda dan Inggris yang menindas masyarakat Subang, atau lambang kebodohan atau kemiskinan.Dengan diciptakan sisingaan tersebut para seniman dapat berharap agar suatu saat generasi muda harus bangkit dan harus mampu mengusir penjajah dari tanah air mereka dan dapat hidup jauh lebih baik lagi.
Sisingaan secara garis besar terdiri dari 4 orang pengusung sisingaan, sepasang patung sisingaan, penunggang sisingaan, waditra,nayaga, dan sinden atau juru kawih. Jadi secara filosofi 4 orang pengusung sisingaan melambang masyarakat pribumi ditindas oleh kaum penjajah, sepasang patung sisingaan melambangkan 2 penjajah(Belanda&Inggris), sedangkan penunggang sisingaan melambangkan generasi muda yang suatu saat harus mampu mengusir penjajah, dan nayaga melambangkan mayarakat yang gembira atau masyarakat subang yang berjuang dan memberi motivasi terhadap generasi muda untuk dapat mengalahkan dan megusir penjajah dari tanah air mereka.
Sisingaan yang diciptakan oelh seniman pada saat itu sangat tepat dengan menggunakan Sisingaan sebagai alat perjuangan untuk melepaskan diri dari tekanan kaum penjajah. Sementara itu kaum penjajah tidak terusik akan tetapi merasa bangga melihat pagelaran Sisingaan, karena lambang mereka (singa) dijadikan sebagai bentuk suatu kesenian rakyat. Penjajah hanya memahami bahwa Sisingaan merupaka karya seni diciptakan sangat sederhana dan spontanitas oleh penduduk pribumi untuk menghibur anak sunat. Akan tetapi maksud rakyat Subang tidak demikian, dengan menggunakan lambang kebesaran mereka dalam bentuk kesenian dengan cara menunggangi dan menjambak rambut Sisingaan merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan semua kebencian mereka terhadap kaum penjajah.
Pada awal terbentuknya Sisingaan tidak seperti Sisingaan yang ada pada zaat sekarang. Cikal bakal Sisingaan zaman sekarang adalah singa abrug. Disebut singa abrug karena patung singa ini dimainkan secara usung dan pengusungannya aktif menari sedangkan singa abrug diusungkan kesana kemari seperti mau diadu. Singa abrug pertama kali berkembang di daerah tambakan kecamatan Jalan Cagak.
- Pada zaman dulu Sisingaan dibuat dengan sangat sederhana, muka dan kepala singa dibuat dari kayu ringan seperti kayu randu atau albasiah, rambut Sisingaan dibuat dari bunga atau daun kaso dan daun pinus, Sedangkan badan Sisingaan terbuat dari carangka( kerajinan anyaman bambu) yang besar dan ditutupi oleh karung kadut(karung goni) atau ada pula yang dibuat dari kayu yang masih utuh atau kayu gelondongan untuk usungan Sisingaan dibuat dari bambu yang dipikul oleh empat orang. Pembuatan Sisingaan tidak dibuat sendiri akan tetapi dilakukan bersama-sam
A. GROUP SISINGAAN DARI KECAMATAN PAGADEN BARAT KABUPATEN SUBANG
- 1. PAJAR GUMILAR GRUP SISINGAAN #APIH KISLA Kp. Sakola DS Cidadap Kec. Pagaden 431.1/33/KES/0
- 2. MEKAR JAYA GRUP SISINGAAN #DASWIN Desa Pangsor Kec. Pagaden 431.1/57/KES/0
- 3. DHARMA MUDA SISINGAAN #UJANG ARAB Desa Bendungan Kec. Pagaden 431.1/58/BUD/0
- 4. TUNAS PUSAKA JAYA SISINGAAN #SUDARI Desa Cidadap Kec. Pagaden 431.1/117/Budparpora/2009
- 5. WANGKIT SILIWANGI JAYA SISINGAAN #RASJA MIHARJA Kp. Sukasari Desa Cidadap Kec. Pagaden 431.1/45/BUD/05
- 6. PUTRA BINANGKIT SISINGAAN #AWAY Desa Sumurgintung Kec. Pagaden 431.1/89/BUD VII/0
- 7. BINANGKIT JAYA SISINGAAN #APIH LAPANG DRD Dusun Pangsor I Desa Pangsor
B. GROUP SISINGAAN DARI KECAMATAN PAGADEN
- 1. DOMAS PUTRA MEKAR SISINGAAN RAHMAT Kp. ciwera mekarsari DS. Gambarsari 431.1/33/BUD/06
- 2. MEKAR JAYA SALUYU SISINGAAN BP. TASIM Kmp. Gembor Desa Gembor Kec. Pagaden 431.1/15/BUD III/06
- 3. ALAN GRUP SISINGAAN BP. ALAN Kp. Ciwera Ds. Gambarsari Kec. Pagaden 431.1/36/BUD/05
- 4. JAYA AYU ADITIA ANA GRUP SISINGAAN ANA Desa Dunung Sembung Kec. Pagaden 431.1/52/KES/06
- 5. MEKAR BUDAYA SISINGAAN BP. DATIM Kmp. Gembor Desa Gembor Kec. Pagaden 431.1/54/BUD VI/05
- 6. G S L SISINGAAN ENDI Dusun Pagaden desa pagaden
C. GROUP SISINGAAN DARI KECAMATAN PURWADADI
- 1. PUTRA ARIMBI SISINGAAN M. ACA Desa Pagon 431.1/07/BP/02
- 2. MEKAR CINTA PUSAKA WARNA SISINGAAN HASAN Desa Pagon 017/102.21/KS/97
- 3. KLOBOT JAYA SISINGAAN H. ANAS Desa Belendung Purwadadi 431.1/185/BUD/07
- 4. MEKARJAYA SISINGAAN ANANG SB Desa Wanakerta Kec. Purwadadi 431.1/32/Budpar/2008
- 5. MEKAR MUDA SISINGAAN MA'UN Kp. Pasir Jadi Desa Pangingkiran 431.1/41/BUD/06
- 6. JAYA LAKSANA SISINGAAN MAMAH TIAH Kp. Neglasasi Rt. 32/08 DS. Purwadadi Barat 431.186/Budparpora/2009
C. GROUP SISINGAAN DARI KECAMATAN CIKAUM
- 1. CITRA BUDAYA SISINGAAN JUHARTA Desa Sindangsari Rt. 10/03 431.1/85/Budparpora/2009
- 2. SINAR MUDA SISINGAAN CARNASIM Desa Sindang Sari 016/102.21/KS/72
Lihat Juga:
- Jalan Jalan ke Kebun Binatang Ragunan
- Cerita Ngurek Belut atau mancing Belut
- Sisingaan Subang
- Kembali Nanam padi
- Video