Monday, February 25, 2013

Mang Yono pergi kesawah



Mang Yono Yah… sekilas judul cerita yang kubuat ini memang menyerupai kata-kata yang sering dipakai pada pertunjukan topeng monyet. Hi… hi… topeng monyet seperti ini lho :“ Monyet pergi ke pasar!” Tapi lain halnya dengan sekarang. Lalu bersiaplah kalian untuk membaca ceritaku. Siap!!!??!! Enter!

Saya mengelilingi hamparan padi yang sebentar lagi siap untuk di panen. Rasanya seneng campur tidak percaya, saya punya sawah sendiri. Yach, meskipun tak seluas yang dimiliki orang lain, tapi kami sangat bersyukur bisa memilikinya dari hasil keringat kami dengan cara menyisipkan dari gaji per bulan dari mulai berumah tangga. Bukan milik saya atau milik isti saya, tapi milik kami berdua heheheh..

Alhamdulillah, meskipun kanan kiri kami banyak yang kenahama wereng, padi kami aman-aman saja. Karena saya sering bertanya ke kakek Google hehehe... Semoga, aman sampai panen nanti. Amiin

Ternyata udara di sawah sejuk juga yah... sambil istirahat saya teringat cerita bijak ini
   Ada kakak beradik, setiap harinya cuma makan &  bermalas-malasan. Sang ayah sering menasehati mereka : menjadi orang harus tahan menghadapi kesulitan, harus tekun bekerja, dengan bekerja rajin baru dapat memperoleh hasil yang bagus. Kakak beradik itu hanya mendengarkan sambil lalu, mulut mengiyakan, tetapi kenyataannya masih juga malas, tidak membajak sawah &  memotong kayu bakar. Sang ayah sangat kecewa terhadap mereka.

Akhirnya sang ayah menderita penyakit parah, sebelum meninggal memanggil kedua anaknya, berkata: saya seumur hidup tidak kaya &  tidak bisa meminggalkan harta benda berharga kepada kalian, akan tetapi di halaman belakang rumah, saya memendam beberapa ratus uang perak, saya pendam sedalam bibit padi, setelah saya meninggal galilah.

Setelah sang ayah meninggal Wang kakak dan adik  menjalankan amanat sang ayah, mulailah menggali. Mereka dengan sepenuh tenaga menggali. Akan tetapi walaupun semuanya telah digali, satu uang perak pun belum juga mereka temukan.

Karena tidak menemukan uang perak, maka mereka berdua merasa kecewa &  marah, merasa sia-sia telah menggali sawah. Mereka berpikir tanah telah mereka bajak, tidak dipergunakan juga sayang, akhirnya ditanami padi-padian.

Karena tanah telah dibajak menjadi sangat gembur, maka padinya tumbuh subur. Pada saat panen pun, hasil yang di dapatkan lebih banyak daripada tahun lalu, uang yang didapat pun otomatis lebih banyak. Setelah peristiwa ini kakak-beradik tadi barulah sadar &  memahami wasiat yang diberikan oleh mediang ayahnya.

Semenjak itu,kakak dan adiknya tidak lagi bermalas-malasan, tekun bekerja. Setiap tahun memanen, ibarat menggali uang perak di sawah.
Hari sudah mulai sore siap siap pulang sambil nyabutin rumput yang mengganggu tanaman padi tapi rumputnya aet bukan rumput tapi Genjer ada juga yang di bawa pulang buat dimasak besok buat bikin lotek genjer.... uuh nyami....walau



No comments:

Post a Comment